KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN
DALAM AL-QUR’AN SURAT ALI IMRAN 3:18
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu:
Muhammad Hufron, MSI
Disusun Oleh:
Mualifatul Lutfiani (2021116045)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Kedudukan ilmu pengetahuan ". Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas mata kuliah tafsir Tarbawi. Disamping
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepannya. Terima kasih.
Pekalongan, 30
Agustus 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa
arab, masdar dari alima-ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa
inggris ilmu biasanya dipandang dengan kata science, sedangkan pengetahuan
dengan knowledge. Dalam bahasa indonesia kata science umumnya diartikan ilmu
tapi sering juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan, meskipun secara konseptual
mengacu pada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian ilmu adalah
pengetahuan tentang suatu bidangyang disusun secara bersistem menurut
metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu dibidang (pengetahuan)
Ilmu
menempatkan kedudukan yang sangan penting dalam ajaran islam, hal ini terlihat
dari banyaknya ayat Al-Qur’an yang memandang orang yang berilmu dalam posisi
yang tinggi dan mulia disamping hadist-hadist nabi yang banyak memberikan
dorongan bagi umat untuk terus menuntut ilmu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori tentang ilmu pengetahuan dan
sains dalam kesaksian Allah SWT.
2. Apa dalil orang yang berilmu dalam kesaksian
Allah SWT.
3. Bagaimana kedudukan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan.
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui teori tentang ilmu
pengetahuan dan sains dalam kesaksian
Allah SWT.
2. Untuk mengetahui dalil orang yang berilmu
dalam kesaksian Allah SWT.
3. Untuk mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Teori
llmu Pengetahuan dan Sains dalam Kesaksian Allah
Arti ilmu : Ilmu sudah menjadi kata indonesia sehari-hari dalam
bahasa jawa juga dikenal dengan istilah ngelmu. Keduanya Berasal dari kata yang
sama, ngelmu kata yang berasal dari bahasa arab dalam pengertian sehari-hari,
yang pertama berkaitan dengan pengetahuan efinisikan sebagai jenis pengetahuan
tapi bukan sembarang pengetahuan melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan
cara-cara berdasarkan kesepakatan diantara para ilmuan, ilmu ini pada umumnya
dibagi menjadi 3 bidang yaitu : ilmu-ilmu pasti, ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial
dan humaniora. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan. Di dalam agama islam
ilmu menempati kedudukan yang sangat penting
hal ini terlihat bahwa Al Qur’an yang memandang orang yang berilmu dalam
posisi yang tinggi dan mulia disamping hadis-hadis nabi yang memberi dorongan
bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Mempelajari ilmu telah meningkatkan pengetahuan dan penelitian yang
menyebabkan tumbuhnya berbagai cabang ilmu pengetahuan, dan telah mengungkapkan
berbagai aspek dari jagad raya. Namun semua ilmu pengetahuan itu disatukan
dengan sempurna melalui pengamatan terhadap alam semesta yang diciptakan dan
dikendalikan oleh maha pencipta Allah SWT, berbagai hasilnya dalam berbagai
ragam bentuk contohnya kosmologi dan kosmografi sampai ilmu kimia. Ilmu-ilmu
tersebut menghubungkan pada mata rantai ilmu pengetahuan dan sains dengan berbagai macam ilmu dikembangkan tanpa
menganggu keutuhannya, Al Qur’an menunjukan proses dasar pembentukan alam
semesta dalam jagad raya sebagai hasilnya.[1]
Kata sains dan berbagai turunya
sering digunakan dalam Al-Qur’an dalam arti umum(knowledge) termasuk makna
sains alam dan kemanusiaan.
Dan mereka bertemu
seorang hamba diantara hamba-hamba kami, yang telah kami berikan kepadanya
rahmat dari sisi kami, dan yang telah kamiajarkan kepadanya ilmu dari sisi
kami.
Dengan demikian dalam pandangan
islam menuntut ilmu adalah suatu pencarian religius yang wajib dilakukan setiap
muslim yang pada hakikatnya hal ini adalah keperluan manusia untuk
menyelaraskan dan keseimbangan dalam menjalankan kehidupan. Dari berbagai ayat
Al-Qur’an dan hadist diatas secara tegas menunjukan bahwa menuntut ilmu dalam
pengetahuan pandangan islam bukan hanya ditunjukan pada ilmu agama.hal ini
ditunjukan oleh ungkapan “negeri cina” cina tentunya bukan tempat yang tepat
untuk mempelajari ajaran-ajaran islam mengingat tingkat kesulitanya yang
tinggi untuk mencapai kenegri cina,
memerlukan perjuangan yang berat.[2]
Cinta tanah air adalah bagian dari iman berbunyi “Hubb al-wathan mina al-iman” menunjukan Cinta tanah.
Islam pernah mencatat pencapaian
sains yang ditandai oleh perkembangan tradisi intelektual dan kekuatan spirit
ilmu pengetahuan yang didasari oleh filsafat ketauhidan dan ajaran dal Al
Qur’an yang dibawa oleh muhammad saw hingga mencapai kejayaan sains sampai abad
pertengahan. Nilai kegunaan ilmu hanya dapat diartikan bagi pencapaian tujuan
hidup. Sedangkan pengetahuan dibutuhkan oleh manusia untuk memecahkan setiap
persoalan yang muncul disetiap kehidupan manusia untuk mencapai tujuan hidup.
Dalam Al-Qur’an banyak firman yang
mengutamakan ilmu pengetahuan dan sains dan memberikan kedudukan yang tinggi
kepada orang-orang yang berilmu pengetahuan. Yang artinya”Allah mengangkat
orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan diantara kamu dan beberapa
derajat.[3]
1.
Q.S Ali Imran
,3:18
شهدالله انه لا ا له ا لا هو و الملعكة واولوا العلم
قا عما با اقسط لا اله ا لا هؤ الحزيزالحكيم (18)
Artinya
:
“Allah
menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain dia: demikian pula para malaikat dan
orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain dia, yang
maha perkasa, maha bijaksana. Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu”
kandungan
Ayat:
Al
Qur’an berusaha mengangkat derajat manusia pada kedudukan yang tinggi dengan
memberikan kemampuan kepadanya untuk melihat dan memahami tanda-tanda yang
benar dari kebesaran Allah, kemudian memantulkan kembali atas kebesaran dan
kemahakuasaanya.
TAFSIR AYAT
Ø Allah bersaksi, bahwa tidak
ada tuhan kecuali dia, dan para malaikat serta orang-orang berilmu berdiri
dengan adil.
Yaitu
Allah menerangkan keesaan-Nya dengan mengemukakan bukti-bukti alam fisik yang
ada dicakrawala dan diri manusia sendir, disamping menurunkan ayat-ayat yang
berisi firman-firman Allah untuk mengemukaan keesaan-Nya itu. Dan para malaikat
memberikan kabar hal ini kepada rosul serta mereka bersaksi dengan kesaksian
yang dikuatkan oleh ilmu yang berasal dari waahyu atau ilham, dan ilmu itu pada
para nabi lebih kuat dari pada keyakinan-keyakinan lain. Dan orang-orang yang
berilmu mengabarkan keesaan Allah, menjelaskan dan bersaksi dengan kesaksian
yang berdasarkan bukti dan adil. Karena orang yang mengetahui sesuatu tidaklah
terlepas dari dasar dalil.
firmanya “dengan adil” maksudnya
ialah adil dalam keyakinan. Allah telah menetapkan hukum-hukum ciptaanya berdiri
pada prinsip keadilan. Barang siapa yang memperhatikan hukum dan seluruh sistem
yang begitu rumit pada alam ciptaanya, maka akan jelas baginya keadilan Allah
dalam bentuk yang amat sempurna dan paling jekas. Maka tegakan Allah dengan
keadilan pada setiap ciptaannya menjadi bukti atas kebenaran kesaksianya.nya
bahwa kesatuan sistem diseluruh alam ini menunjukan keesaan penciptaanya.
Kemudian Allah menegaskan bahwa dia semata yang tunggal dalam ketuhananya dan
tegak pada keadilan, dengan firman-Nya.
Ø tidak ada tuhan kecuali dia, Maha perkasa lagi Maha bijaksana.
Keperkasaan
menunjukan kesanggupan yang sempurna. Dan kebijaksanaan menisyaratkan
pengetahuan yang sempurna. Sedangkan kesanggupan tidak akan terwujud dengan
baik kalau tidak memiliki kemandirian dan kebebasa. Sedangkan keadilan tidak
akan terwujud dengan sempurna kalau tidak mengerti segala kepentingan dan
keadilan yang meliputinya. Barang siapa yang memiliki sifat seperti ini, tentu
tidak ada sesuatupunyang dapat mengalahkannya dalam menegagkan huku-hukum
keadilan, dan juga tidak akan menyimpang dalam menciptakan sesuatu dari
pengetahuan yang tepat.[4]
Allah telah menjelaskan bahwa tiada
tuhan selain dia.dengan segala ciptaanya ini pada langit dan bumi, pada lautan
dan daratan, pada tumbuh-tumbuhan dan binatang dan segala alam semesta, Allah
telah menjelaskan bahwa hanya dia yang mengatur. Maka segala yang ada ini
adalah penjelasan atau keesaan Allah dari Allah, menunjukan bahwa tiada tuhan
melainkan Allah. “Demikianpun malaikat” dalam keadaan mereka yang ghaib itu
semuanya telah menyaksikan, telah memberikan syahadah bahwa tidak ada tuhan
melainkan Allah,. Sebab malaikat adalah sesuatu kekuatan yang telah
diperintahkan oleh tuhan melaksanakan perintahnya, taat dan patuh mereka menjalani
perintah itu.kita tidak dapat melihat malaikat dalam bentuk rupa yang asli,
tetapi kita dapat merasakan adanya. Diatara malaikat itu ialah jibril yang
diperintahkan tuhan menyampaikan wahyu kepada nabi muhammad SAW dan wahyu itu
telah tercatat menjadi Al-Qur’an dan Al Qur’an telah terkumpul menjadi mushhaf.
Oleh sebab itu didalam tangan kita
sendiri kita telah mendapat salah satu bekas shahadah dari malaikat. “Dan
orang-orang yang berilmu”pun telah menyampaikan syahadahnya pula, bahwa tidak
ada tuhan melainkan Allah. Bertambah mendalami ilmu bertambah pula menjadi
kesaksian dia bahwa alam ini ada bertuhan dan tuhan itu hanya satu, yaitu Allah
dan tidak ada tuhan yang lain, sebab yang lain adalah makhluk belaka. “bahwa
dia berdiri dengan keadilan” yakni setelah Allah menyaksikan dengan
qodrat-iradatny, dan malaikat menyaksikan dengan ketaatnya, dan manusia yang
berilmu menyaksikan dengan menyelidikan akal bahwa tidak ada tuhan melainkan
Allah, maka timbul pula kesaksikan Allah berdiri dengan keadilan. Bahwa tuhan
pencipta Alam dengan perseimbangan dan tuhan menurunkan perintahnya dengan
adil, serta seimbang.
Imam Ghazali didalam kitab Al-llmi dan didalam kitabnya “Ihya
Ulumudin” telah memahkotai karangannya itu ketika memuji martabat ilmu bahwa
ahli ilmu yang sejati telah diangkat tuhan, yaitu dengan tuhan dan dekat dengan
Allah. Pada dua nama, Aziz dan hakim, gagah dan bijaksana, terdapat lagi
keadilan tuhan Allah itu gagah perkasa, hukumnya keras tangguh dan penuh
kedisiplinan tetapi dengan kegagahan itu
di imbangi dengan sifatnya yang lain: yaitu bijaksana. Sehingga Allah tidak
pernah berlaku sewenang-wenang karena kegagahan
perkasaanya dan tidak pernah pula bersikap lemah karena kebijaksanaanya.
Diantara gagah dan bijaksana itulah terletak keadilan.[5]
Persaksian paling mulia yang bersumber dari
raja yang maha agung dan dari para malaikat serta orang-orang yang berilmu,
atas suatu perkara yang paling mulia yang disaksikan oleh pengesaan Allah dan
penegakannya akan keadilan. Hal itu mengandung persaksian atas syariat atas
ajaran dasar dan pondansi adalah tauhidullah dan pengesaannya dengan
ibadah dan pengakuan akan keesaannya dalam sifat-sifat keagungan, kesombongan
kesabaran, keperkasaan dan kemuliaan. Juga dengan sifat dermawan, kebajikan,
kasih sayang dan perbuatan baik dan keindahan
dengan kesempurnaanya yang mutlak yang tidak dapat dihitung oleh
seseorang baik dari makhluk untuk melihat sedikit pun maupun dari mereka
mencapainya dari mereka sampai kesanjungannya.[6]
B.Dalil orang
yang berilmu dalam keesaan Allah
طلب العلم فر يضة علي كل مسلم
Artinya :” menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”
Allah menjelaskan tentang wahdaniyat Allah, dengan menegakkan
bukti-bukti kejadian yang berada dicakrawala luas, dalam diri orang yang
berilmu yang mencerminkan hal tersebut, para malaikat memberitahukan tentang
para rosul untuk mensaksikan dengan kesaksian yang diperkuat ilmu, orang-orang
yang berilmu telah memberitakan tentang kesaksian ini, dan menjelaskan dengan
keesan Allah SWT yang disertai dalil dan bukt. Sebab orang yang mengetahui
sesama tidak membutuhkan hujjah lagi dan mengakuinya.
Makna Al –Qisu
artinya dengan keadilan dalam akidah, ketahuidan hal ibadah dan akhlak dan amal
adalah adanya keseimbangan antara kekuatan rohaniyah dan jasmaniyah.
Keesan Allah SWT yang berdasarkan keadilan semuanya
merupakan bukti kebenaran kesaksianya. Sebab adanya kesatuan dan persatuan tantanan sistem alam semesta ini menunjukan
kesatuan penciptanya.
Kemudian Allah SWT
mengukuhkan dirinya yang menyendiri dengan sifat wahdaaniyah dan menciptakan dengan keadilan melalui
firmannya.
لا اله هو العزيز الحكيم
Sifat perkasa mengisyaratkan pada kesempurnaan kekuasaan dan sifat
bijaksanaan mengisyarakatkan adanya kesempurnaan ilmu pengetahuan.[7]
C.Kedudukan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan
a)
Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu
pengetahuan.
b)
Iman akan
mengangkat derajat ilmu, demikian juga ilmu akan mengangkat derajat iman.
c)
Orang yang
berilmu akan diberikan Allah kedudukan yang mulia.
d)
Allah menegakan
keadilan
e)
Dan Allah
meninggikan orang-orang yang berilmu diantara mereka, khususnya derajat-derajat
dalam kemuliaan dan ketinggian dalam kedudukan.
[1] Afzalur Rahman, Al-Qur’an sumber ilmu pengetahuan,(jakarta,PT Rineka
Cipta, 2000),hlm.8
[2] Hasan Basri jumin, Sains dan teknologi dalam islam, (jakarta, PT Raja
grafindo persada,2012),hlm.13
[3] Heri Setiawan,M.Hum, Pengantar studi ilmu islam,(Bandung,Pustaka
Kasidah Cinta,2011),hlm.139
[4] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,(yogyakarta, sumber ilmu,
1986),hlm.151-153
[5] Prof.Dr.hamka, Al-Azhar,
(jakarta:pustaka panjimas,1983),hlm.128-130
[6] Syaikh Abdurohman,Tafsir ALQur’an,(jakarta,Dar Ibn Al
jauzi,2016).hlm.417
[7]Bahrun Abu bakar,AlTafsir(Semarang,PT karya Toha
Putra,1992)Hlm.206-207.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar