Minggu, 21 Oktober 2018

A1. KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN (QS.ALI-IMRAN, 3:18)



KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN
DALAM AL-QUR’AN SURAT ALI IMRAN 3:18

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu: Muhammad Hufron, MSI







Disusun Oleh:
Mualifatul Lutfiani            (2021116045)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2018






KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Kedudukan ilmu pengetahuan ". Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah tafsir Tarbawi. Disamping itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.


Pekalongan, 30 Agustus    2018



Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa arab, masdar dari alima-ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa inggris ilmu biasanya dipandang dengan kata science, sedangkan pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa indonesia kata science umumnya diartikan ilmu tapi sering juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidangyang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)
            Ilmu menempatkan kedudukan yang sangan penting dalam ajaran islam, hal ini terlihat dari banyaknya ayat Al-Qur’an yang memandang orang yang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulia disamping hadist-hadist nabi yang banyak memberikan dorongan bagi umat untuk terus menuntut ilmu.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana teori tentang ilmu pengetahuan dan sains dalam kesaksian Allah SWT.
2.      Apa dalil orang yang berilmu dalam kesaksian Allah SWT.
3.      Bagaimana kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui teori tentang ilmu pengetahuan dan sains dalam  kesaksian Allah SWT.
2.      Untuk mengetahui dalil orang yang berilmu dalam kesaksian Allah SWT.
3.      Untuk mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.Teori llmu Pengetahuan dan Sains dalam Kesaksian Allah
Arti ilmu : Ilmu sudah menjadi kata indonesia sehari-hari dalam bahasa jawa juga dikenal dengan istilah ngelmu. Keduanya Berasal dari kata yang sama, ngelmu kata yang berasal dari bahasa arab dalam pengertian sehari-hari, yang pertama berkaitan dengan pengetahuan efinisikan sebagai jenis pengetahuan tapi bukan sembarang pengetahuan melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara berdasarkan kesepakatan diantara para ilmuan, ilmu ini pada umumnya dibagi menjadi 3 bidang yaitu : ilmu-ilmu pasti, ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan. Di dalam agama islam ilmu menempati kedudukan yang sangat penting  hal ini terlihat bahwa Al Qur’an yang memandang orang yang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulia disamping hadis-hadis nabi yang memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.  Mempelajari ilmu telah meningkatkan pengetahuan dan penelitian yang menyebabkan tumbuhnya berbagai cabang ilmu pengetahuan, dan telah mengungkapkan berbagai aspek dari jagad raya. Namun semua ilmu pengetahuan itu disatukan dengan sempurna melalui pengamatan terhadap alam semesta yang diciptakan dan dikendalikan oleh maha pencipta Allah SWT, berbagai hasilnya dalam berbagai ragam bentuk contohnya kosmologi dan kosmografi sampai ilmu kimia. Ilmu-ilmu tersebut menghubungkan pada mata rantai ilmu pengetahuan dan sains dengan  berbagai macam ilmu dikembangkan tanpa menganggu keutuhannya, Al Qur’an menunjukan proses dasar pembentukan alam semesta dalam jagad raya sebagai hasilnya.[1]
            Kata sains dan berbagai turunya sering digunakan dalam Al-Qur’an dalam arti umum(knowledge) termasuk makna sains alam dan kemanusiaan.
Dan mereka bertemu seorang hamba diantara hamba-hamba kami, yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami, dan yang telah kamiajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami.
            Dengan demikian dalam pandangan islam menuntut ilmu adalah suatu pencarian religius yang wajib dilakukan setiap muslim yang pada hakikatnya hal ini adalah keperluan manusia untuk menyelaraskan dan keseimbangan dalam menjalankan kehidupan. Dari berbagai ayat Al-Qur’an dan hadist diatas secara tegas menunjukan bahwa menuntut ilmu dalam pengetahuan pandangan islam bukan hanya ditunjukan pada ilmu agama.hal ini ditunjukan oleh ungkapan “negeri cina” cina tentunya bukan tempat yang tepat untuk mempelajari ajaran-ajaran islam mengingat tingkat kesulitanya yang tinggi  untuk mencapai kenegri cina, memerlukan perjuangan yang berat.[2] Cinta tanah air adalah bagian dari iman berbunyi “Hubb al-wathan mina al-iman” menunjukan  Cinta tanah.
            Islam pernah mencatat pencapaian sains yang ditandai oleh perkembangan tradisi intelektual dan kekuatan spirit ilmu pengetahuan yang didasari oleh filsafat ketauhidan dan ajaran dal Al Qur’an yang dibawa oleh muhammad saw hingga mencapai kejayaan sains sampai abad pertengahan. Nilai kegunaan ilmu hanya dapat diartikan bagi pencapaian tujuan hidup. Sedangkan pengetahuan dibutuhkan oleh manusia untuk memecahkan setiap persoalan yang muncul disetiap kehidupan manusia untuk mencapai tujuan hidup. Dalam Al-Qur’an  banyak firman yang mengutamakan ilmu pengetahuan dan sains dan memberikan kedudukan yang tinggi kepada orang-orang yang berilmu pengetahuan. Yang artinya”Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan diantara kamu dan beberapa derajat.[3]

1.      Q.S Ali Imran ,3:18
شهدالله انه لا ا له ا لا هو و الملعكة  واولوا العلم  قا عما  با اقسط لا اله ا  لا هؤ الحزيزالحكيم (18)

Artinya :
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain dia: demikian pula para malaikat dan orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain dia, yang maha perkasa, maha bijaksana.  Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu
kandungan Ayat:
Al Qur’an berusaha mengangkat derajat manusia pada kedudukan yang tinggi dengan memberikan kemampuan kepadanya untuk melihat dan memahami tanda-tanda yang benar dari kebesaran Allah, kemudian memantulkan kembali atas kebesaran dan kemahakuasaanya.
TAFSIR AYAT
Ø    Allah bersaksi, bahwa tidak ada tuhan kecuali dia, dan para malaikat serta orang-orang berilmu berdiri dengan adil.
Yaitu Allah menerangkan keesaan-Nya dengan mengemukakan bukti-bukti alam fisik yang ada dicakrawala dan diri manusia sendir, disamping menurunkan ayat-ayat yang berisi firman-firman Allah untuk mengemukaan keesaan-Nya itu. Dan para malaikat memberikan kabar hal ini kepada rosul serta mereka bersaksi dengan kesaksian yang dikuatkan oleh ilmu yang berasal dari waahyu atau ilham, dan ilmu itu pada para nabi lebih kuat dari pada keyakinan-keyakinan lain. Dan orang-orang yang berilmu mengabarkan keesaan Allah, menjelaskan dan bersaksi dengan kesaksian yang berdasarkan bukti dan adil. Karena orang yang mengetahui sesuatu tidaklah terlepas dari dasar dalil.

            firmanya “dengan adil” maksudnya ialah adil dalam keyakinan. Allah telah menetapkan hukum-hukum ciptaanya berdiri pada prinsip keadilan. Barang siapa yang memperhatikan hukum dan seluruh sistem yang begitu rumit pada alam ciptaanya, maka akan jelas baginya keadilan Allah dalam bentuk yang amat sempurna dan paling jekas. Maka tegakan Allah dengan keadilan pada setiap ciptaannya menjadi bukti atas kebenaran kesaksianya.nya bahwa kesatuan sistem diseluruh alam ini menunjukan keesaan penciptaanya. Kemudian Allah menegaskan bahwa dia semata yang tunggal dalam ketuhananya dan tegak pada keadilan, dengan firman-Nya.
Ø  tidak ada tuhan kecuali dia, Maha perkasa lagi Maha bijaksana.
Keperkasaan menunjukan kesanggupan yang sempurna. Dan kebijaksanaan menisyaratkan pengetahuan yang sempurna. Sedangkan kesanggupan tidak akan terwujud dengan baik kalau tidak memiliki kemandirian dan kebebasa. Sedangkan keadilan tidak akan terwujud dengan sempurna kalau tidak mengerti segala kepentingan dan keadilan yang meliputinya. Barang siapa yang memiliki sifat seperti ini, tentu tidak ada sesuatupunyang dapat mengalahkannya dalam menegagkan huku-hukum keadilan, dan juga tidak akan menyimpang dalam menciptakan sesuatu dari pengetahuan yang tepat.[4]
            Allah telah menjelaskan bahwa tiada tuhan selain dia.dengan segala ciptaanya ini pada langit dan bumi, pada lautan dan daratan, pada tumbuh-tumbuhan dan binatang dan segala alam semesta, Allah telah menjelaskan bahwa hanya dia yang mengatur. Maka segala yang ada ini adalah penjelasan atau keesaan Allah dari Allah, menunjukan bahwa tiada tuhan melainkan Allah. “Demikianpun malaikat” dalam keadaan mereka yang ghaib itu semuanya telah menyaksikan, telah memberikan syahadah bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah,. Sebab malaikat adalah sesuatu kekuatan yang telah diperintahkan oleh tuhan melaksanakan perintahnya, taat dan patuh mereka menjalani perintah itu.kita tidak dapat melihat malaikat dalam bentuk rupa yang asli, tetapi kita dapat merasakan adanya. Diatara malaikat itu ialah jibril yang diperintahkan tuhan menyampaikan wahyu kepada nabi muhammad SAW dan wahyu itu telah tercatat menjadi Al-Qur’an dan Al Qur’an telah terkumpul menjadi mushhaf. Oleh  sebab itu didalam tangan kita sendiri kita telah mendapat salah satu bekas shahadah dari malaikat. “Dan orang-orang yang berilmu”pun telah menyampaikan syahadahnya pula, bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah. Bertambah mendalami ilmu bertambah pula menjadi kesaksian dia bahwa alam ini ada bertuhan dan tuhan itu hanya satu, yaitu Allah dan tidak ada tuhan yang lain, sebab yang lain adalah makhluk belaka. “bahwa dia berdiri dengan keadilan” yakni setelah Allah menyaksikan dengan qodrat-iradatny, dan malaikat menyaksikan dengan ketaatnya, dan manusia yang berilmu menyaksikan dengan menyelidikan akal bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah, maka timbul pula kesaksikan Allah berdiri dengan keadilan. Bahwa tuhan pencipta Alam dengan perseimbangan dan tuhan menurunkan perintahnya dengan adil, serta seimbang.
Imam Ghazali didalam kitab Al-llmi dan didalam kitabnya “Ihya Ulumudin” telah memahkotai karangannya itu ketika memuji martabat ilmu bahwa ahli ilmu yang sejati telah diangkat tuhan, yaitu dengan tuhan dan dekat dengan Allah. Pada dua nama, Aziz dan hakim, gagah dan bijaksana, terdapat lagi keadilan tuhan Allah itu gagah perkasa, hukumnya keras tangguh dan penuh kedisiplinan  tetapi dengan kegagahan itu di imbangi dengan sifatnya yang lain: yaitu bijaksana. Sehingga Allah tidak pernah berlaku sewenang-wenang karena kegagahan perkasaanya dan tidak pernah pula bersikap lemah karena kebijaksanaanya. Diantara gagah dan bijaksana itulah terletak keadilan.[5]
Persaksian paling mulia yang bersumber dari raja yang maha agung dan dari para malaikat serta orang-orang yang berilmu, atas suatu perkara yang paling mulia yang disaksikan oleh pengesaan Allah dan penegakannya akan keadilan. Hal itu mengandung persaksian atas syariat atas ajaran dasar dan pondansi adalah tauhidullah dan pengesaannya dengan ibadah dan pengakuan akan keesaannya dalam sifat-sifat keagungan, kesombongan kesabaran, keperkasaan dan kemuliaan. Juga dengan sifat dermawan, kebajikan, kasih sayang dan perbuatan baik dan keindahan  dengan kesempurnaanya yang mutlak yang tidak dapat dihitung oleh seseorang baik dari makhluk untuk melihat sedikit pun maupun dari mereka mencapainya dari mereka sampai kesanjungannya.[6]
B.Dalil orang yang berilmu dalam keesaan Allah
طلب العلم فر يضة علي كل مسلم

Artinya :” menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”
Allah menjelaskan tentang wahdaniyat Allah, dengan menegakkan bukti-bukti kejadian yang berada dicakrawala luas, dalam diri orang yang berilmu yang mencerminkan hal tersebut, para malaikat memberitahukan tentang para rosul untuk mensaksikan dengan kesaksian yang diperkuat ilmu, orang-orang yang berilmu telah memberitakan tentang kesaksian ini, dan menjelaskan dengan keesan Allah SWT yang disertai dalil dan bukt. Sebab orang yang mengetahui sesama tidak membutuhkan hujjah lagi dan mengakuinya.
            Makna Al –Qisu artinya dengan keadilan dalam akidah, ketahuidan hal ibadah dan akhlak dan amal adalah adanya keseimbangan antara kekuatan rohaniyah dan jasmaniyah.
            Keesan Allah SWT yang berdasarkan keadilan semuanya merupakan bukti kebenaran kesaksianya. Sebab adanya kesatuan dan persatuan  tantanan sistem alam semesta ini menunjukan kesatuan penciptanya.
            Kemudian Allah SWT mengukuhkan dirinya yang menyendiri dengan sifat wahdaaniyah dan  menciptakan dengan keadilan melalui firmannya.

لا اله هو العزيز الحكيم

Sifat perkasa mengisyaratkan pada kesempurnaan kekuasaan dan sifat bijaksanaan mengisyarakatkan adanya kesempurnaan ilmu pengetahuan.[7]
                                                                                     
C.Kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
a)      Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan.
b)      Iman akan mengangkat derajat ilmu, demikian juga ilmu akan mengangkat derajat iman.
c)      Orang yang berilmu akan diberikan Allah kedudukan yang mulia.
d)     Allah menegakan keadilan
e)      Dan Allah meninggikan orang-orang yang berilmu diantara mereka, khususnya derajat-derajat dalam kemuliaan dan ketinggian dalam kedudukan.
f)       Allah Swt memberikan sebuah akal dan  pikiran serta pengetahuan kepada manusia.[8]













[1] Afzalur Rahman, Al-Qur’an sumber ilmu pengetahuan,(jakarta,PT Rineka Cipta, 2000),hlm.8
[2] Hasan Basri jumin, Sains dan teknologi dalam islam, (jakarta, PT Raja grafindo persada,2012),hlm.13
[3] Heri Setiawan,M.Hum, Pengantar studi ilmu islam,(Bandung,Pustaka Kasidah Cinta,2011),hlm.139
[4] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,(yogyakarta, sumber ilmu, 1986),hlm.151-153
[5]  Prof.Dr.hamka, Al-Azhar, (jakarta:pustaka panjimas,1983),hlm.128-130
[6] Syaikh Abdurohman,Tafsir ALQur’an,(jakarta,Dar Ibn Al jauzi,2016).hlm.417
[7]Bahrun Abu bakar,AlTafsir(Semarang,PT karya Toha Putra,1992)Hlm.206-207.

[8] http://multiply.com,azkiahweblog kedudukan ilmu pengetahuan,31 Agustus 2018, pukul 14:13


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pecinta hollywood